Minggu, 30 November 2014

Foto Bu Susi Menggendong Ibu Tua Naik Pesawat Menuai Pujian

Foto Bu Susi Menggendong Ibu Tua Naik Pesawat Menuai Pujian

Jum'at, 31 Oktober 2014 10:20

Foto: copyright merdeka.com/FacebookVemale.com - Dari semua nama menteri di Kabinet Kerja, nama ibu Susi Susi Pudjiastuti menjadi salah satu yang paling banyak dibicarakan. Di saat banyak orang mempertanyakan kemampuannya karena hanya berijazah SMP, serta hujatan lain mengenai sikap ibu Susi yang dianggap tidak sopan, beredar sebuah foto yang menghebohkan di sosial media.
Foto Lama Yang Menyentuh Hati Banyak Orang
Dalam foto yang beredar, tampak ibu Susi sedang menggendong seorang ibu tua di punggungnya. Ibu Susi terlihat santai dan tanpa beban menggendong wanita yang disebut-sebut sebagai ibunya. Setelah menggendong sang ibu di lintasan pesawat, ibu Susi mendudukkan wanita itu di dalam pesawatmaskapai miliknya dan mengikatkan sabuk pengaman di di bagian pinggang.
Beberapa orang mengatakan foto tersebut hanya pencitraan, namun faktanya, foto tersebut sudah sangat lama dan diambil jauh sebelum ibu Susi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.


Ibu Susi setelah menjadi menteri | Foto: copyright merdeka.comIbu Susi setelah menjadi menteri | Foto: copyright merdeka.com

Tidak banyak manusia yang mau menggendong orang tua di punggungnya, namun ibu Susi tampak bahagia dan tanpa beban saat menggendong wanita tersebut. Dalam posisi sudah menjadi pemilik dua perusahaan besar, ibu Susi tetap rendah hati dan tidak menepuk dada dengan sombong. Jika dilihat, sebenarnya ibu Susi sudah tidak muda lagi di dalam foto, namun semangat dan rasa bakti kepada orang tua membuat beban di punggungnya seolah tak ada.
Banjir Pujian di Tengah Banyaknya Hujatan
Rasanya tak mengherankan jika foto-foto ini menuai banyak pujian dari para netizen. Dilansir olehmerdeka.com, inilah beberapa pujian yang diberikan untuk ibu Susi:
"Jalan rezeki dibuka dengan bakti kita pada orangtua,"
"Sungguh berbakti kepada orangtua. Tak heran Ibu Susi bisa sukses seperti ini,"
dan masih banyak komentar lain yang memuji ketulusan hari ibu Susi.
Di tengah banyaknya hujatan mengenai sikap ibu Susi yang dianggap tidak punya etika, suka merokok, seperti preman dan sebagainya, ternyata ada sisi lain yang menunjukkan kebaikan hatinya. Foto yang sudah 'basi' ini justru menunjukkan bagaimana sikap asli seorang ibu Susi jauh sebelum menjadi menteri dan jauh sebelum orang-orang mengenal dirinya seperti sekarang.
Rasanya benar bahwa kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Seseorang yang terlihat 'preman' di luar, bisa jadi memiliki ketulusan hati yang besar. Semoga semangat dan ketulusan hati seperti ini menular pada kita semua.

 
 
Hadiah pertama bagi yang melakukan kebaikan adalah kebaikan. - Mario Teguh 
 

Ibu, Kamulah Pahlawan Terbaik Yang Aku Miliki

Ibu, Kamulah Pahlawan Terbaik Yang Aku Miliki

Senin, 10 November 2014 16:40

Foto: copyright shutterstock.comVemale.com - 10 November menjadi sebuah titik penting bangsa Indonesia. Di Hari Pahlawan, sejenak kita kembali memutar waktu ke belakang, mengenang kembali bagaimana para pahlawan membebaskan bangsa ini dari ikatan penjajah. Darah dan nyawa harus dibayar untuk mendapatkan kemerdekaan, maka sudah sepantasnya kita mendoakan agar para pahlawan Indonesia mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Tanpa mereka, kita mungkin tak saling terhubung saat ini.
Di sisi lain, semua wanita memiliki pahlawannya sendiri. Tim kami bertanya pada sahabat-sahabat diFacebook Vemale.com, siapa sih pahlawan yang paling berjasa di hidup mereka. Dan inilah kisah 5 sahabat Vemale
Ibu adalah pahlawan dalam hidupku, dalam semangatku. Pahlawan yang selalu setia menemani, setia memberi, melindungi dan tanpa pamrih mengasih. Ibuku pahlawanku. - Kinnah Noer Alief
Dulu aku tidak tahu bagaimana rasanya menjadi ibu. Yang saya tahu hanyalah menuntut dan protes karena ibu terlalu protektif dan sebagainya. Meskipun sayang, saya tidak tahu bahwa rasa cintanya sangat besar untuk saya. Sekarang, barulah saya tahu betapa hebatnya pengorbanan dan cinta kasih seorang ibu, setelah saya sendiri merasakan menjadi seorang ibu. Love you, ibu. Ibu pahlawanku. -Wenny M Raharjo


Photo: copyright zcache.comPhoto: copyright zcache.com

Ayah dan ibu adalah pahlawan dalam kehidupanku,mereka yang memberiku cinta, sayang, kehangatan dan perhatian. Mereka pula yang rela berjuang dan berkorban demi ana-anaknya tanpa pamrih. Ayah dan ibu adalah manusia terbaik dan pahlawan terhebat. - Anggira Phonang
Tentu saja ibuku. Ibuku sangat hebat. Dia bisa mengurus rumah tangga dengan baik, rumah terurus, adik-adikku yang super nakal tertangani, mengurusi ayah, juga bekerja di toko. Karena ayah berkali-kali bangkrut, ibu yang membantu ayah untuk bekerja. - Dini Ana
Jawabanku dari dulu kalau ditanya siapa pahlawan dalam hidupku, aku akan menjawab ibu. Menurutku, ibu adalah pahlawan untuk hidupku. Dari di dalam perut ibuku, aku selalu dirawat olehnya. Bahkan sampai aku sebesar ini, selalu ada rasa kasih sayang dan cintanya. Menurutku, ibu adalah harta yang paling berharga. - Ria Reyvan
Rasanya pantas jika seorang ibu juga menjadi pahlawan bagi anak-anaknya. Bahkan ada yang mengatakan, masa depan sebuah bangsa ada di tangan para wanitanya. Maka di sinilah peran besar seorang wanita, tak sekedar berkutat di dapur, tetapi bertanggung jawab pada pendidikan anak yang nantinya akan menjadi tonggak bangsa.
Kelak, kita semua akan menjadi ibu. Sudahkah Anda siap mendapat estafet sebagai pahlawan selanjutnya?

Rela Melompat Dari Lantai 3 Demi Menyelamatkan Anaknya

Rela Melompat Dari Lantai 3 Demi Menyelamatkan Anaknya

Selasa, 13 Mei 2014 16:30


Foto: copyright WCVB.comVemale.com - Cinta seorang ibu pada anaknya merupakan salah satu cinta sejati dan tulus dari manusia. Segala perjuangan dan pengorbanan akan dilakukan seorang ibu untuk kebaikan dan keselamatan anak-anaknya. Seperti yang dilakukan ibu dari daerah Massachusetts ini. Dia nekat terjun dari lantai tiga demi menyelamatkan bayi tercintanya. Saat itu, apartemen yang dia tinggali tengah mengalami kebakaran yang cukup serius.
Tidak ada sebersit pun penyesalan yang dirasakan oleh Christina Simoes, meskipun dirinya harus terbaring di rumah sakit dan terancam lumpuh.
"Tidak ada cara lain yang membuat hidup saya lebih berharga daripada ini," ujar Christina, seperti dilansir nydailynews, " Semua rasa sakit, semua yang harus saya lalui terbayar karena melihatnya dapat berlari-lari dan bermain."
Menurut dokter yang merawatnya, wanita yang berusia 23 tahun ini kemungkinan tidak akan dapat berjalan lagi karena kerusakan serius pada tulang belakangnya setelah nekat lompat dari sebuah jendela di lantai tiga apartemennya.



Ketika itu, Christina dan putranya, Camron yang baru berusia 18 bulan terjebak dalam kamar tidur saat asap dan api mulai menyebar di apartemennya. Christina meraih anaknya dan menanti kedatangan pemadam kebakaran untuk menyelamatkan mereka. Namun, situasinya cepat berubah menjadi buruk dan membuatnya putus asa.
"Saya menciumnya, saya berkata padanya saya mencintainya, lalu kami melompat." kisahnya.
Akibat dari tindakannya itu, tulang belakangnya patah. Namun, dia hanya memikirkan keselamatan anaknya. Christina menjalani operasi selama 6 jam untuk memasang benda metal di tulangnya. Meskipun demikian, dokter tidak yakin dia dapat berjalan kembali setelah ini.
Christina tampak besar hati dalam menghadapi semua ini karena dia merasa pengorbanan ini sangat pantas dia lakukan untuk anaknya yang sangat dia cintai.

Tak Punya Mobil, Anak Bawa Ibunya ke Taman Hiburan Dengan Gerobak

Tak Punya Mobil, Anak Bawa Ibunya ke Taman Hiburan Dengan Gerobak

Editor: Gilang Ayu | Senin, 06 Oktober 2014 15:40


Photo copyright Shanghaiist.comVemale.com - Keadaan kita boleh terbatas, namun kasih sayang dan kreativitas kita jangan. Setidaknya walau keadaan membatasi kita, selalu ada cara untuk bahagia atau membahagiakan orang lain.
Ini adalah kisah Zhang Jinbao, seorang pria paruh baya yang punya ibu berusia 86 tahun. Keduanya hidup jauh dari keglamoran dan lifestyle yang modern. Ibu Zhang Jinbao membesarkannya dengan segala upaya dan menjadikannya anak yang mandiri, hingga Zhang Jinbao melakukan ini...
Ibu, Ayo Kita Melihat Dunia


Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com

Zhang Jinbao tahu ibunya selama ini tak pernah bepergian. Begitu besarnya pengorbanan sang ibu, membuatnya tak banyak tahu apa yang terjadi di dunia luar. Ia hanya seorang ibu sederhana yang mengajarkan anaknya tumbuh dewasa dengan baik.
Saat Zhang Jinbao sudah bisa hidup mandiri, ia ingin mengajak ibunya melihat dunia bersamanya. Namun sang ibu sudah tua dan tak bisa berjalan sekuat dulu. Kakinya sakit bila berjalan sebentar. Mereka pun tak punya mobil untuk bisa bepergian.
Meski begitu, dengan tekad bulat seorang anak, Zhang Jinbao memutuskan mengajak ibunya ke taman hiburan Shandong dengan menggunakan gerobak sederhana. Membawa wanita 86 tahun itu melihat megahnya kemajuan yang tak mereka lihat di kampung halaman.


Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com

Pemandangan Yang Menyentuh Hati
Banyak pengunjung yang melihat ibu dan anak ini karena keberadaan mereka begitu mencolok dengan gerobak dorong tersebut. Tak hanya pengunjung di Shandong, bahkan setelah foto ibu dan anak ini diposting ke dunia maya, banyak netizen yang menitikkan air mata karena terharu seperti yang disampaikan oleh Shanghaiist.


Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com

Di antara mereka ada yang menyesal belum bisa membahagiakan ibunya, sementara beberapa yang lain terkesan dengan Zhang Jinbao yang sangat berbakti. Ia mendorong gerobak sepanjang berangkat, menyusuri taman hiburan yang sangat luas, hingga pulang ke rumah.


Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com



Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com

Salah seorang netizen salut dan mengatakan, "Mereka yang tinggal di daerah terisolir memang punya kehidupan yang keras. Dari awal hingga akhir tahun mereka bekerja membanting tulang dan mengumpulkan uang. Orang tua yang ada di sana tak sempat traveling ke kota atau bahkan naikpesawat karena tak punya waktu dan biaya. Menghabiskan waktu bersama orang tua dan membawa mereka keluar seperti ini adalah hal yang sangat penting," ujarnya.
Zhang Jinbao adalah salah satu contoh konkrit bagaimana seorang anak yang telah tumbuh dewasa membalas kebaikan orang tuanya. Sang ibu telah berhasil membesarkannya dan sang anak telah menjadi anak yang berbakti. Proud of you both son and mother.. Berapa jempol untuk teladan yang berbakti ini? 

Video Mengharukan Anjing Yang Mencoba Menghidupkan Temannya Kembali

Video Mengharukan Anjing Yang Mencoba Menghidupkan Temannya Kembali

Rabu, 26 November 2014 16:50

Photo copyright Dailymail.co.ukVemale.com - Anjing memang menjadi salah satu hewan yang mengundang kekaguman. Binatang yang terkenal dengan kesetiaannya ini seringkali menimbulkan kisah-kisah indah dan mengharukan.
Kali ini ada sebuah kisah yang akan membuat Anda menitikkan air mata. Dilansir dari Dailymail. Video ini dikirim oleh salah seorang sopir taksi Mexico yang kebetulan sedang melihat fenomena mengharukan tersebut.

Video copyright Dailymail.co.uk
Anda bisa melihat sendiri dalam video tersebut, anjing itu berusaha membangunkan temannya. Ia gigih mencoba meski usahanya sia-sia. Andai ia punya dua tangan, ia akan mengangkat tubuh temannya itu. Andai ia bisa bahasa manusia, ia akan meminta tolong agar ada yang bisa menolong anjing putih tersebut.
Namun tak ada yang bisa dilakukan. Tak pula para pengguna jalan menghampiri mereka. Hanya melemparkan pandangan sambil lalu, sementara anjing itu ke sana kemari sambil sesekali kembali lagi pada temannya untuk mencoba membangunkan lagi.
Di akhir video, tampak anjing tersebut akhirnya hanya bisa menemani sahabatnya dan menghangatkan tubuh anjing yang sudah mati itu. Ini bukan fenomena yang berlebihan, melainkan drama kehidupan bahwa anjing pun mengenal persahabatan. 

Tertangkap Kamera, Pengemis Mengiba Sambil Main iPhone di Tangannya

Tertangkap Kamera, Pengemis Mengiba Sambil Main iPhone di Tangannya

Senin, 24 November 2014 14:20

Photo copyright Stomp.com.sgVemale.com - Fenomena 'pengemis gadungan' sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat di belahan bumi manapun. Kadang beberapa orang merasa gemas dan merasa kebaikan sebaiknya tak diberikan bagi orang-orang seperti itu.
Namun begitulah kerjanya kebaikan dan keikhlasan di dunia ini. Kalau kita tahu semua rahasia yang terjadi, maka kita akan perhitungan dan tak belajar untuk ikhlas pada orang lain.
Sebuah foto yang diunggah di dunia maya ini akan menguji kebijaksanaan Anda dalam berbuat kebaikan. Andaikan Anda bertemu pengemis seperti ini, apa yang Anda lakukan?


Photo copyright Stomp.comPhoto copyright Stomp.com

Pengemis tersebut kelihatan wajar dan seperti tuna wisma yang banyak survive di jalanan. Dia duduk berlutut dengan mantel. Karena cuaca dingin ia meringkuk sambil membawa karton yang mengisyaratkan permintaan tolong. Namun kalau Anda tahu apa yang ada di balik tangannya, maka Anda akan terkejut.
Dilansir dari Asian Town, pengemis itu sebenarnya menggenggam sebuah iPhone di balik tangannya. Ia sembunyikan di belakang karton yang ia bawa. Entah bagaimana pengirim foto ini mendapatkan gambar tersebut.


Ada iPhone di balik karton. Can you see it? |Photo copyright Stomp.comAda iPhone di balik karton. Can you see it? |Photo copyright Stomp.com

Beberapa netizen memberikan komentar kocak, hingga bijaksana. Misalnya, "Ya sudah beri uang saja. Capek juga kan duduk lama di bawah matahari." Atau, "Kenapa gelandangan tidak boleh punya iPhone? Itu kan kebutuhan?"
Ada juga yang dengan bijak menyampaikan bahwa kalau sudah memberi itu ikhlaskan saja. "Kalau kamu ingin memberi, berilah dengan segenap hatimu. Bukan masalah mereka punya atau tidak punya, " ujarnya.
Nah, bagaimana pendapat Anda tentang fenomena ini, Ladies? Sharing opini di kolom komentar yuk. 

4 Tahun Bekerja di Google, Pria Ini Akhirnya Memilih Resign

4 Tahun Bekerja di Google, Pria Ini Akhirnya Memilih Resign

Editor: Gilang Ayu | Selasa, 11 November 2014 16:20



Photo copyright Linkedin, Youtube/ Michael Peggs
Vemale.com - Beberapa orang berpikir bahwa tahapan hidup terdiri dari sekolah, kuliah dan bekerja hingga kita mendapatkan tempat yang settle. Tempat yang settle itu memang ada berbagai macam jenisnya, tergantung individunya. 
Ada yang menganggap hal itu berupa pekerjaan dengan gaji besar, tempat yang nyaman dan sebagainya. Ada juga yang merasa bahwa tempat yang settle adalah ketika ia sudah mapan. Ada pula yang berpikir settle adalah ketika ia menemukan 'gong' dalam kehidupan karirnya. 
Bagi Michael Peggs, sepertinya settle adalah poin ketiga. Pria ini bekerja di sebuah kantor media besar dan terkenal akan keseruan serta kenyamanannya, Google. Bagi seorang Michael, menemukan pekerjaan sesuai passion tak berarti karirnya berhenti di sana. 
Video copyright Youtube/Michael Peggs
Bekerja bukan hanya soal kemapanan, karena dalam hidup ini kita belajar tanpa henti meski sudah tua sekalipun. Mungkin banyak orang menyayangkan keputusan Michael Peggs, "Because it's me, not you," itulah kata Michael. 
Ya, setiap orang punya pencapaiannya sendiri. Belum tentu setelah keluar dari kantor dan pekerjaannya yang nyaman, Michael Peggs akan merugi. Ini tentang hidup yang terus berjalan dan pencapaian yang terus berkembang. Itulah salah satu visi Peggs tentang karir dan masa purnanya di Google. 
Suatu ketika, mungkin kita ada di posisi Peggs. Maka janganlah takut atau berkecil hati. Pekerjaan kadang bukan tentang uang dan bertahan hidup saja. Ini tentang pencapaian, kepuasan dan value yang Anda dapatkan dalam pekerjaan sekaligus hidup Anda. 

Photo copyright blog.oxygencloud.comPhoto copyright blog.oxygencloud.com
Sumber:http://www.vemale.com/relationship/karier/75408-4-tahun-bekerja-di-google-pria-ini-akhirnya-memilih-resign.html

Ayah, Setiap Tetesan Keringatmu adalah Pelajaran Untukku

Ayah, Setiap Tetesan Keringatmu adalah Pelajaran Untukku

Rabu, 12 November 2014 14:20

Foto: copyright thinkstockphotos.com
Vemale.com - Selama aku hidup, aku tak pernah melihat Bapak menangis. Sama sekali, tidak sekalipun.
Hidupnya mungkin tak sempurna. Sejak kecil, ia selalu berusaha untuk menghidupi dirinya, bersekolah sebaik mungkin, dan melakukan semua yang ia bisa. Sesekali aku mendengar cerita Bapak ketika ia masih kecil. Ia pernah bercerita bahwa dulu setiap pulang sekolah, ia harus mencari rumput untuk kambing yang dipeliharanya. Di bangku sekolah menengah atas pun, ia rela berjalan berkilo-kilometer jauhnya untuk mencapai sekolahnya. Sejak dulu jauh sebelum aku lahir di dunia, ia sudah tahu apa arti kerja keras.

 
 
“My father didn't tell me how to live; he lived, and let me watch him do it”― Clarence Budington Kelland 
 
Bapak tak pernah membentak apalagi memaki-maki. Jika ia marah, ia hanya menggumamkan beberapa kata, tapi itu sudah cukup untuk membuatku kalang kabut. Bapak adalah sosok yang lebih suka langsung melakukan sesuatu tanpa harus basa-basi terlalu banyak bicara.
Sewaktu aku duduk di bangku sekolah dasar, Bapak pernah dikirim bertugas ke Timor Timur (yang sekarang sudah menjadi negara sendiri bernama Timor Leste). Aku ingat ibu pernah berkata bahwa saat itu bapak akan pergi bertugas jauh sekali. Bahkan, "Lebih jauh dari Jakarta," kata Ibu. Saat itu aku sama sekali tak punya bayangan di mana Timor Timur, aku hanya tahu bahwa itu tempat yang sangat jauh sekali. Selama satu tahun (atau dua tahun, aku lupa), sebagai prajurit yang mengabdi pada negara, Bapak bertugas di sana. Saat itu alat komunikasi hanya bisa melalui telepon dan bapak setiap beberapa minggu sekali menyempatkan untuk menelepon lewat jaringan telepon kantor. Mendengar suara Bapak yang jauh di sana saat itu rasanya sudah membuat hati bahagia.

 
 
"My father gave me the greatest gift anyone could give to another person, he believed in me."-Jim Valvano 
 
Ia sosok yang selalu sabar mengantarku pergi ke sekolah setiap pagi. Terkadang ketika sedang tidak sibuk bekerja di kantor, ia pun akan menjemputku dari sekolah. Sejak sekolah dasar bahkan hingga sudah bekerja seperti sekarang, Bapak selalu menjadi seseorang yang selalu menemaniku ke mana pun aku pergi. Selalu memastikan aku pulang dan berangkat dengan selamat, di mana pun itu.
Aku pernah mengecewakannya, mungkin bukan sekali, tapi berkali-kali. tapi ia tak pernah menunjukkan kemarahannya. Satu pesan yang selalu ia berikan padaku dan adikku ini selalu kuingat, "Jangan melakukan sesuatu dengan setengah-setengah." Terkadang merasa sangat bersalah jika selama ini aku belum bisa membahagiakan dan membuatnya bangga. Tapi ia selalu percaya padaku, selalu memberikan semua keputusan kepadaku, karena ia tak pernah memaksaku untuk melakukan sesuatu hingga detik ini.
Selalu ada pelajaran dari setiap tetesan keringatnya. Ada kasih sayang, cinta, dan perjuangan dalam setiap peluh keringatnya. Ia yang selalu memastikan semua keluarga bisa tinggal di rumah yang nyaman. Ia yang tak pernah lelah untuk melakukan yang terbaik untuk anak dan istrinya. Mungkin ia tak pernah menceramahiku tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup, tapi caranya berjuang untuk keluarga sudah cukup memberitahuku apa arti kerja keras dan bagaimana menjadi orang yang bermanfaat dalam hidup.
Semoga di sisa hidupku, aku bisa menjadi anak yang selalu Bapak banggakan. Sehat selalu, Bapak.
sumber:http://www.vemale.com/inspiring/people-we-love/75439-ayah-setiap-tetesan-keringatmu-adalah-pelajaran-untukku.html

Kegigihan Pria Yang Menyuapi Ibu Meski Kedua Tangannya Cacat

Kegigihan Pria Yang Menyuapi Ibu Meski Kedua Tangannya Cacat

Editor: Gilang Ayu | Senin, 17 November 2014 13:20


Photo copyright Youtube/ภาคภูมิ จิตต์โสภณVemale.com - Semua orang berjuang di muka bumi ini. Ada yang diberi kecukupan, tapi ada juga yang diberi keterbatasan. Hebatnya, semua jiwa yang ada di muka bumi ini diberi semangat yang tak terbatas.
Hal ini dibuktikan oleh Kvukthong Yoirurob. Beberapa waktu lalu ia sempat menjadi salah satu pembicaraan di social media. Apa yang sudah ia lakukan?
Kvukthong adalah pria paruh baya yang memiliki tangan tak sempurna sejak lahir, meski begitu ia tumbuh dengan kasih sayang dan kegigihan yang luar biasa. Selain itu, Kvukthong merupakan anak yang bertanggung jawab dan berbakti pada orang tua. 


Di negaranya, Thailand, Kvukthong mendapat perhatian banyak orang. Bukan karena kasihan, namun karena salut dan beberapa di antara netizen merasa malu melihat semangat Kvukthong. Ia mungkin terbatas, tapi apa yang ia lakukan banyak menembus batas. 

Photo copyright Facebook Kvukthong Yoirurob Photo copyright Facebook Kvukthong Yoirurob
Semangat itu mengetuk pintu hati mereka untuk menyumbangkan uang dan dukungan pada keluarga Kvukthong. Sejak ibunya sakit tua, Kvukthong memang tak lagi bekerja karena harus menjaganya sepanjang hari. Namun pintu rejeki Tuhan memang ada di mana-mana, tak sedikit bantuan berdatangan pada ibu dan anak ini. 
Ladies, semua orang punya masalah dan keluhannya masing-masing. Itu adalah hal yang manusiawi. Tapi, jangan lupa untuk bangkit lagi, yakin dan berusaha. Niscaya, akan ada banyak hal yang membantu dan melancarkan usaha Anda sebagai jawaban atas doa dan kegigihan yang Anda lakukan.
sumber:http://www.vemale.com/inspiring/lentera/75582-kegigihan-pria-yang-menyuapi-ibu-meski-kedua-tangannya-cacat.html

Berbekal Cinta Ibu, Aku Tetap ke Sekolah Meski Lukaku Belum Sembuh

Berbekal Cinta Ibu, Aku Tetap ke Sekolah Meski Lukaku Belum Sembuh

Kamis, 20 November 2014 11:30

Foto: copyright shanghaiist.comVemale.com - Seorang remaja usia 13 tahun di desa Quanjiang, provinsi Jiangxi tetap pergi ke sekolah meski luka bakar di tubuhnya belum sembuh total. Remaja yang bernama Zhou Tao ini pun pergi ke sekolah dengan wajah dan tangan yang ditutup perban. Seperti yang dilansir oleh shanghaiist.com,Zhou mendapatkan luka bakar karena sebuah kecelakaan pada bulan Maret lalu. Dan meskipun di bulan September lalu ia masih dalam fase penyembuhan, ia sudah kembali ke sekolah.


 
 
Guru Zhou mengatakan kepada wartawan bahwa Zhou adalah anak yang ceria dan ia mendapat ranking tertinggi di kelasnya. 
 


Sang ayah selalu menjemput Zhou setiap hari dari sekolah. | Foto: copyright shanghaiist.comSang ayah selalu menjemput Zhou setiap hari dari sekolah. | Foto: copyright shanghaiist.com

Setiap hari, sang ayah akan menjemput Zhou di sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Setelah Zhou keluar dari rumah sakit, ibunya lah yang merawat Zhou. Sang ibu selalu telaten memenuhi semua kebutuhan medis Zhou sekaligus memberikan latihan untuk cepat pulih setiap harinya. Dan kasih sayang sang ibu itulah yang membuat Zhou semangat untuk kembali ke sekolah meskipun ia tahu kondisinya belum benar-benar pulih.


 
 
Zhou menuliskan dalam sebuah karangan tentang ucapan terima kasihnya pada ibu. "Terima kasih, Ibu. Terima kasih karena sudah merawatku dan menjagaku agar tak terkena infeksi bakteri di enam bulan terakhir ini. Berkat cintamu, aku bisa bertahan hidup; demi kasih sayangmu, aku harus jadi kuat." 
 



Zhou bisa bertahan berkat cinta dan kasing sayang ibunya. | Foto: copyright shanghaiist.comZhou bisa bertahan berkat cinta dan kasing sayang ibunya. | Foto: copyright shanghaiist.com


Cinta dan kasih sayang seorang ibu bisa menjadi kekuatan terbesar seorang anak untuk bertahan. Seolah dengan kasih sayang seorang ibu, kita bisa membentengi diri kita dari segala marabahaya. Dunia pun akan terasa baik-baik saja setelah ibu memberikan senyumannya untuk kita ketika kita sedang sedih atau tertekan. Sosok ibu selamanya tak tergantikan, cinta dan kasih sayangnya pun tak akan bisa terkalahkan.

Ladies, apa kabar ibu Anda? Sudahkah Anda mencium tangannya pagi ini? Sudahkah Anda mendoakannya hari ini?

Tak Hanya Manusia, Anjing Berbakti Ini Juga Membawa Ibunya Dengan Gerobak ke Mana-Mana

Tak Hanya Manusia, Anjing Berbakti Ini Juga Membawa Ibunya Dengan Gerobak ke Mana-Mana

Editor: Gilang Ayu | Jum'at, 28 November 2014 14:40

Photo copyright Shanghaiist.comVemale.com - Di jaman yang modern ini, kita diingatkan akan kebaikan dengan berbagai cara. Salah satunya lewat fenomena yang bisa kita lihat di sekitar. Mungkin Xing Xing adalah salah satunya.
Dilansir dari Shanghaiist, Xing Xing adalah salah satu anjing setia yang baru-baru ini menarik perhatian banyak orang di China. Tak ditunjukkan dengan jelas di lokasi mana Xing Xing menetap, namun beberapa fotonya memperlihatkan bahwa ia sering nampak di tempat keramaian dekat pasar di Shandong.


Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com

Foto-fotonya menyebar dengan cepat di social media karena Xing Xing terlihat menderek sebuah gerobak kecil dengan sayuran dan anjing lain di dalamnya. Rupanya anjing itu adalah induknya sendiri. Si induk sudah cukup tua sehingga tak seperti dulu lagi untuk membantu pemilik mereka, Tian Zhongguo, saat belanja.


Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com



Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com

Tian Zhongguo sendiri sudah cukup tua. Namun pemandangan dirinya membawa kedua anjingnya ini menjadi tontonan menarik bagi orang yang melihatnya. beberapa di antara ibu yang belanja atau pejalan kaki, kerap mengambil foto mereka dengan ponsel dan mengunggahnya di social media China.


Photo copyright Shanghaiist.comPhoto copyright Shanghaiist.com

Xing Xing membantu pemiliknya membawa sayur dan belanjaan. Tapi di sisi lain, ia juga membawa ibunya berjalan-jalan dengan gerobak. Hal ini mengingatkan kita akan sosok anak berbakti yang membawa ibunya ke taman hiburan menggunakan gerobak.
Selain Xing Xing dan induknya, hubungan antara dua anjing tersebut dengan pemiliknya juga nampak harmonis dan saling membantu. Anjing tersebut setia ke manapun pemiliknya pergi dan sang pemilik pun memberi makan dan minum bila Xing Xing nampak kelelahan. 
 

Rumah Ilmu Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template